Lovenia Diandra, April 2007, Laki-Laki Terakhir, di kamar penuh
cita-cita
Latar belakang
lagu : murotal QS An Naba’
taukah? pandangan mata itu
sangat mengangguku.
kalau saja boleh aku tidak menyapa seperti sikapku pada teman-teman ikhwan-ku, sesungguhnya kau termasuk laki-laki yang tidak ingin kusapa,
sadarlah bahwa aku tidak pernah meninggalkan senyuman untuk ingatanmu, sering aku berpura-pura tidak mengetahui keberadaanmu, tapi kau selalu membuat jarak kita yang jauh menjadi dekat, kau selalu mengganggu efek positif dari ibadahku menjadi hilang tak berbekas, hingga akhirnya aku hanya bisa kembali pada Tuhanku sambil menangis,
wahai... aku juga punya hati yang sering tak bisa kujaga sendiri,
aku juga punya mata yang terkadang tak dapat kutundukkan,
tertutup sudah pintu hatiku kini, dan harus kulanggar janjiku dulu kepadamu,
kecuali.. mungkin ada kesempatan jika kau ubah visi dan misi hidupmu.. ah,, tapi itu sangat rentan dengan salah niat dalam hijrahmu,
wahai.. sungguh, aku tidak menyesal memperlakukanmu begini... Kau harus jadi Laki-laki terakhir,
-22 april 2008-
kalau saja boleh aku tidak menyapa seperti sikapku pada teman-teman ikhwan-ku, sesungguhnya kau termasuk laki-laki yang tidak ingin kusapa,
sadarlah bahwa aku tidak pernah meninggalkan senyuman untuk ingatanmu, sering aku berpura-pura tidak mengetahui keberadaanmu, tapi kau selalu membuat jarak kita yang jauh menjadi dekat, kau selalu mengganggu efek positif dari ibadahku menjadi hilang tak berbekas, hingga akhirnya aku hanya bisa kembali pada Tuhanku sambil menangis,
wahai... aku juga punya hati yang sering tak bisa kujaga sendiri,
aku juga punya mata yang terkadang tak dapat kutundukkan,
tertutup sudah pintu hatiku kini, dan harus kulanggar janjiku dulu kepadamu,
kecuali.. mungkin ada kesempatan jika kau ubah visi dan misi hidupmu.. ah,, tapi itu sangat rentan dengan salah niat dalam hijrahmu,
wahai.. sungguh, aku tidak menyesal memperlakukanmu begini... Kau harus jadi Laki-laki terakhir,
-22 april 2008-
***
Muhammad Arizona, Desember 2006,
Dia, Perempuan yang selalu berpendar,
Aku
kehilangan semangat. Hatiku dibuat ngilu olehnya, Perempuan yang selalu
berpendar di mataku. Hari ini aku melihatnya lagi sekelebat. Seperti biasa, dia
ada di Masjid, sedangkan aku hanya lewat. Dagunya terangkat, matanya menatap
langit-langit Masjid, kedua tangannya bertelungkup di depan dada, Aku selalu
tau, barang kali itu gaya berdoa-mu,
“
Masalahnya aku sedang berbicara dengan perempuan yang ingin kuperistri,”
Sejak
pernyataan itu kuungkapkan, hubungan kami jadi tidak enak. Jelas saja, dia
perempuan yang selalu berpendar yang menjaga cinta dan kehormatannya,
seharusnya aku tahu itu. Tapi aku tak kuasa mengendalikan perasaanku. Laki-laki
itu lemah Love, dan kau membuatku semakin lemah. Aku tak bisa hanya diam
melihatmu dari jauh. Aku harus melakukan sesuatu untuk melindungimu,
mendukungmu, menguatkanmu... dan juga, memilikimu, meski rasanya tak mungkin.
20
tahun usiaku, berapa tahun lagi aku harus menunggu untuk siap memilikimu? Aku
harus berbuat sesuatu. Agar kau tak diminta lebih dulu oleh yang lain. Aku
menyadari kelembutanmu akan memikat banyak laki-laki. Seandainya saja
teman-teman ikhwan-mu itu mengenalmu dengan baik, mereka mungkin juga akan seperti
aku, menangkap cahayamu yang berpendar, dan tergila-gila. Meski harus kuakui,
wajahmu tak seberapa cantik. Tapi hatimu sangat cantik, Ve.
Cintaku
tulus Love, itulah kenapa aku menyuguhkan pertanyaan yang menjanjikan. Bukan
hendak menjadikanmu sebagai kekasih yang murah harganya. Tapi menjadikanmu
perempuan yang berpendar menjadi genap setengah dien-nya.
***
Lovenia Diandra, Mei 2007, Bagaimana jika aku
sanggup menunggumu?, Masjid Raya kampus,
‘
Bagaimana jika aku sanggup menunggumu? With Luv, Love. Ari.’
Astaghfirullah... Lovenia segera meletakkan ponselnya dalam
keadaan gemetar. Ia baru saja selesai sholat Dhuha, dan sms itu datang membuyarkan kekhusyukannya.
Bagaimana kau menjaga dirimu Love? Ini
tak akan terjadi jika kau dengan baik
menjaga diri dan kehormatanmu. Ini harus jadi laki-laki terakhir, pikirnya.
Lovenia meraup wajahnya. Ini yang terakhir, dan jangan biarkan kamu menjadi perempuan yang menimbulkan fitnah lagi Love. Tak sedikit pun terbesit memikat laki-laki mana pun. Seharusnya dia tau, dia sadar dan dia ingat – bahwa sederet nama laki-laki yang pernah menaruh hati padanya adalah orang-orang terdekatnya. Mereka oarang-orang terdekat yang mampu membaca hati Love yang lembut; paras yang tak cantik tapi tak pula membosankan; sikap ceria yang menyenangkan dan persahabatan yang menjanjikan; juga izzah sebagai perempuan yang mempunyai harga diri dan memegang teguh prinsip. Mereka yang terpikat adalah orang-orang yang melihat Love lebih dekat dan merasakan kecantikannya dari dalam. Wajahnya tak istimewa, tapi dia punya ketulusan yang istimewa. Salah satu dari mereka adalah laki-laki ini, Muhammad Arizona.
Biarkan cintaku tertambat pada laki-laki yang juga setia pada dakwahnya, dan bukan seperti ini caranya. Dia, Lovenia, telah mewakafkan dirinya pada dakwah. Sejak pertemuannya dua tahun yang lalu dengan ‘lingkaran kecil’ yang penuh berkah, Insya Allah, maka saat itu pun ia tak pernah melewatkan satu pekan pun tanpa lingkaran itu. Dan buahnya adalah, ia telah berhijrah sejauh ini. Alhamdulillah..
Lovenia
Diandra, dalam benak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar