Kamis, 20 Maret 2014

Bacalah!


tentang Mohammad Assad, menginspirasi!


 Buku2 Salim A Fillah Alhamdulillah lengkap sudah dibaca, bahkan bbrp ada yang punya 2 karena suami beli - saya beli, begitu nikah punya double deh :). Buku Nikmatnya Pacaran Setelah Pernikahan dan Agar Bidadari Cemburu Padamu jadi teman setia dalam perjalanan hijrah... Buku Jalan Cinta Para Pejuang, Saksikan Aku Seorang Muslim dan Dalam Dekapan Ukhuwah jadi sahabat dalam perjalanan dakwah... Bahagia Merayakan Cinta terlambat dibaca karena baru dibaca setelah menikah ;)

eits, yang belum punya dan belum baca Menikah Memuliakan Sunnah, insyaAllah segera... aamiin..


 Dalam Dekapan Kematian... nggak tahan nggak banjir airmata...
Sejuta Pelangi... ini loh, Oki Setiana Dewi, sosok akhwat yang begitu nyata menoreh prestasi. Kita juga bisa! di bidang kita masing2....


Cahaya di Atas Cahaya... Subhanallah, betapa seharusnya hausnya kita terhadap ilmu....

Buku paling favorit dari semua buku Oki Setiana Dewi, kisah hidupnya yang luar biasa untuk diambil hikmahnya :)

Rabu, 19 Maret 2014

Buku2 Recomended untuk Moslem Millionare

Untuk yang wirausaha, mengikuti sunnah Nabi dengan berniaga, bahkan yang distributor Herbalife juga kayak Saya, hehe, buku2 inilah yang jadi motor penggerak... Alhamdulillah.. letak urutan buku sesuai dengan seberapa berpengaruhnya buku itu terhadap Saya... :)



ini buku yang mengawali motivasi Saya bahwa Muslim juga harus Millionare, harta yang dipegang orang2 shalih itu akan barokah untuk umat karena ia akan menggunakannya untuk misi rahmatan lil 'alamin
Secara lugas, Mbak Merry Riana menyampaikan rahasia untuk menuju sukses meraih impian. Kita bisa mengambil ilmu dari mana saja, pun yang berbeda akidah. Prinsipnya, ambil yang baik dan benar yang sesuai dengan akidah kita.. Buku ini kuhabiskan dalam 1 malam saking bagusnya
Buku Mimpi Sejuta Dolar sangat menginspirasi, terutama anda yang sama2 distributor Herbalife, agen asuransi, maupun pebisnis lainnya... Buku ini habis dalam waktu 5 hari sambil ngemong Fatih.. Langkah Sejuta Suluh belum baca, dan belum beli. insyaAllah bulan depan kebeli ya, aamiin,
Masya Allah, buku RICH bagus banget untuk mengingatkan kita bahwa senjata utama dalam segala ikhtiar itu doa, ibadah... satu yang kurang, gaya bahasanya Ustad Yusuf Mansyur banget, dan Saya kurang suka kalau logat beliau dijadikan tulisan... tapi asli, bagussss terutama untuk instropeksi diri. Believe juga bagus... Feel belum baca dan belum punya...
Sydah ya, yg ini nggak usa dijelaskan, 7 Keajaiban rezeki itu buku pertama Ippho yang Saya punya, tapi belum pernah ikut trainingnya hehehe

Masih ada beberapa buku incaran yang belum terbaca, update nanti ya,,,,

Selasa, 18 Maret 2014

No Excuse!

Orang gagal mencari-cari alasan untuk berhenti
Orang sukses berhenti mencari-cari alasan

Dalam segala hal, kita mempunyai 4 penyakit terbesar.
Gengsi
Malu
Takut
Malas

Semua tantangan eksternal sesungguhnya hanya 10% saja, 90%-nya justru dari diri kita.

Gengsi berasal dari tinggi hati
Malu berasal dari rendah diri
Takut berasal dari keraguan
Malas berasal dari kurang syukur

ternyata kesemuanya adalah penyakit hati, tinggi hati, rendah diri, ragu-ragu, dan kurang syukur. 

tumbangkan gengsi, malu, takut dan malas, maka Anda akan selalu menjadi pribadi yang lebih baik...

Orang gagal menunjuk (menyalahkan) ketika terjadi kegagalan,
orang sukses berdoa ketika menemukan kegagalan


Senin, 17 Maret 2014

Merry Riana, Sahabat Baru

Sahabat tidak selalu bertatap muka, berkenalan... dengan membaca buku-bukunya, mengetahui jalan hidupnya, dan merasakan spiritnya, bagiku ia bisa menjadi sahabat. Apalagi tulisan-tulisannya begitu kutunggu.

Membaca Mimpi Sejuta Dolar, membuatku serasa kaya akan pengalaman - sekaya Merry. Padahal, tokoh utama di buku itu bukan aku. Buku ini berhasil mentransfer pesan dan bahkan jiwa penulisnya padaku. Mindsetku berubah cukup drastis, memberikan bensin untuk kendali kendaraanku menuju impian.

Kemaren sore, pertemuan dengan Isti dalam kunjungannya untuk bimbingan skripsi sangat menginspirasi. Itulah kenapa dalam setiap ukhuwah kita harus bisa menguatkan ikatan-ikatannya, menjernihkan hubungan dan meluruskan niat ukhuwah kita... karena dalam setiap hubungan yang terjalin antara kita dengan siapa pun - pasti terdapat maksud Allah untuk kita, maupun untuknya. Pasti ada tujuan yang Allah hendak wujudkan dengan pertemuan dan hubungan-hubungan kita. Dan itulah, yang sore itu kami rasakan, kami berbincang tentang segala hal yang kesimpulannya adalah.. ayo kita lihat 2 sampai 5 tahun lagi, dan tagihlah apa yang menjadi misi-misi kita dalam hidup ini. Impian kita, adalah misi kita. Misi dalam rangka tugas kekhalifan penciptaan manusia, memakmurkan bumi, menyebarkan rahmatan lil 'alamin.

Dan buku ini  - A Gift From A Friend - adalah buku yang dalam pandanganku ikut melengkapi bincang-bincang panjang sore itu.

(Anggaplah) Mereka Bernama Abdul Hafidz dan Hasan



Mereka Bernama Abdul Hafizh dan Hasan

            Anggaplah dia bernama Abdul Hafidz. Hari itu tanggal 26 Januari 2010, Saya ada di Cibogo Bogor, di Udiklat PLN sedang melatih Prajab PLN angkatan 16 bersama tim MHMMD lainnya. Hari itu adalah hari terakhir kami di Cibogo setelah tiga hari pertama sejak tanggal 22 Januari kami melatih Prajab jenjang S1, dan tiga hari berikutnya terhitung sejak tanggal 24 Januari kami melatih Prajab D3.
            Hari ketiga adalah sesi sharing, beberapa Prajab dipersilah kan untuk maju ke dapan, dan mengungkapkan apa yang dirasakannya selama mengikuti pelatihan kami, terutama setelah sesi Goal Setting alias sesi Muhasabah di malam harinya. Bebarapa Prajab maju, dan dengan tegarnya mereka menceritakan apa yang mereka rasakan tiga hari ini, dan terutama setelah semalam dibuat menangis oleh renungan kami. Setelah maju lima orang Prajab, berikutnya tidak ada yang mengacungkan tangannya lagi. Lalu Saya teringat semalam... Tanggal 26 Januari dini hari itu, saat muhasabah, Saya sengaja mengintip kelas tempat kami meninggalkan para Prajab merenung. Kami panitia di luar ruangan, meninggalkan para Prajab bergelap gulita hanya dengan sepotng lilin di ruangan kelas, dengan sound yang memadai, kami membacakan puisi dan renungan-renungan lainnya dari luar kelas. Saat itu Saya sengaja mengintip, karena mendengar satu-dua orang suara yang menangis terguguk. Saya penasaran, ini suara tangisan laki-laki, tapi siapa yang menangis se-menyayat ini... Dari tangisan yang seperti ini Saya menangkap rasa sesal yang mendalam, bukan tangisan yang takut karena kami memberi perenungan tentang kematian, bukan pula tangisan sedih karena kami memberi perenungan tentang orang tua... tapi lebih dari itu.. ini adalah tangisan yang keluar dari hati yang rindu pada Tuhannya, lalu dia menyesal karena pernah melalaikan Tuhannya...Sok tau sekali Saya ya... tapi itulah yang Saya tangkap malam itu. Setelah gagal mengintip lewat pintu kelas yang terbuka sedikit, Saya pun mengintip lewat jendela kelas, dan Saya temukan laki-laki yang menangis itu tepat di depan jendela tempat Saya mengintip, (sekali lagi) anggaplah namanya Abdul Hafizh. Selain itu, di depan Abdul Hafizh, adapula yang sesenggukan menangis dengan jenis tangisan seperti dia, anggaplah namanya Hasan.
Rasa penasaran itu terus mengusik hingga pagi. Setelah lima orang Prajab maju dan mengungkapkan apa yang dirasakannya selama tiga hari ini, Saya belum menemukan Abdul Hafizh maupun Hasan maju ke depan pagi itu. Lalu Saya memberanikan di untuk maju ke meja pelatih, dan membisiki asisten pelatih, ”Teh (panggilan ’mbak’ untuk orang Sunda), semalam waktu Saya ngintip, yang nangisnya paling kenceng itu Hafizh, juga Hasan. Coba minta mereka maju...”. Asisten Pelatih yang Saya panggil ’Teteh’ itu pun mengangguk, kemudian menawarkan Abdul Hafizh untuk maju ke depan dan menceritakan apa yang ia rasakan.
Majulah Abdul Hafizh... Saya pun tetap duduk di depan menuntaskan rasa penasaran Saya dengan mendengarkan baik-baik apa yang ia ceritakan... kurang lebih seperti ini jika Saya olah dengan bahasa Saya sendiri...
”Saya, semalam... ketika muhasabah... teringat akan masa lalu Saya... Dulu, Saya ada di lingkungan yang buruk, Saya terpengaruh lingkungan Saya, Saya nyandu...” katanya terbata-bata dengan suara bergetar membendung air mata yang hendak tumpah. Di saat yang sama, ketika seisi mendengarkan kisah Hafizh ini, di kursinya Hasan menangis sesenggukan, tanpa suara. Berkali-kali ia seka air matanya.
”Sampai suatu ketika, Saya diajak untuk ikut sebuah pengajian rutin oleh teman Saya di Daruut Tauhid, Bandung. Saya pun ikut, dan dari sana... Saya belajar lebih mendalami agama ini. Di sana, hati Saya dibukakan Allah, Saya sadar Saya salah, Saya dosa.. Ketika diingatkan tentang orang tua, terutama Ibu.. Saya jadi teringat padanya, pada nasehat-nasehatnya. Ibu Saya adalah orang yang selalu berpesan bahwa kita bisa mati sewaktu-waktu. Ibu di rumah, di lemarinya, sudah menyiapkan selembar kain kafan untuk dirinya. Katanya, supaya tidak perlu membeli kain kafan lagi kalau suatu saat nanti beliau meninggal...”
Hasan di kursinya masih saja terus menangis, sampai Hafizh menyelesaikan ceritanya dan duduk kembali ke tempatnya.
Teteh kemudian memanggil Hasan, dan menawarkan pada Hasan untuk mau menceritakan apa yang dirasakannya pada kami. Tapi Hasan malah menunduk dan terus menangis. Hasan tidak mau... padahal selama tiga hari ini, Hasan terhitung peserta yang paling aktif maju, bertanya dan memimpin teman-temannya, dia juga menjadi ketua kelompok di kelompoknya. Hasan tidak mau, dan kami tidak tau alasannya. Tapi tangisan semalam tangisan sesal... dan ketika Saya berkesempatan memegang riwayat hidup Hafizh dan Hasan, ternyata mereka di kampusnya masing-masing adalah alumni Rohis.
Di tempat Saya duduk, Saya hanya bisa tersenyum melihat Hasan, dan mendengar apa yang baru saja diceritakan Hafizh...
Sahabat Saya Hafizh... dan Hasan... entah seberapa buruk masa jahiliyah kalian, tapi Saya hanya bisa tersenyum bersyukur... Masa lalu Saya juga buruk, jahil, dan mari kita berterimakasih pada Allah karena Allah masih bermurah hati memberi petunjuk-Nya pada kita, bahwa Allah masih menancapkan pada hati kita rasa optimis tentang ampunan Allah, tentang taubat, tentang berhijrah... sehingga itulah yang membuat kita bertahan di jalan-Nya sampai kini. Berapa banyak mereka yang bermaksiat dan berbuat dosa, sadar penuh bahwa itu dosa, tapi mereka masih terus melakukannya – tidak segera meninggalkannya. Kalau Saya boleh mewakili perasaan mereka... ada suatu rasa, yakni putus asa pada ampunan Allah. Buruk, buruk sekalian. Dosa, dosa sekalian. Kotor, kotor sekalian...
Tidak apa... jika petunjuk Allah itu harus kita beli dengan masa lalu yang jahiliyah, mungkin memang inilah jalan yang Allah takdirkan untuk kita, mendapat petunjuk-Nya setelah tersesat jauh, dipanggil-Nya setelah kita berada pada jalan yang bersebrangan dengan jalan-Nya... tapi tidak apa... Allah Maha Berkehendak, dan punya berjuta cara untuk memberi petunjuk-Nya pada manusia...termasuk jika kita termasuk yang diberi petunjuk-Nya dengan cara yang Allah tetapkan...

...Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri...(QS. Ar Ra’d ayat 11)

Itulah kenapa Saya sangat suka dengan aktifitas Saya yang satu ini, Saya bisa bertemu dengan orang-orang yang meng inspirasi seperti mereka.. Kapan-kapan Saya akan ceritakan tentang Pak Kemis, dan Bu Mimin... Pegawai lulusan SD yang berhati emas, yang bertanggung jawab penuh atas DAPUR Udiklat, atau sebutlah... Koki...
Semoga bermanfaat ^_^
Selesai tanggal 5 Januari 2010 8:27 WIB

Apa Arti Pekerjaan Bagimu?

Sore ini kami kembali bergelut dalam diskusi mencari makna. Aku dan Isti.
Pertanyaan itu kugulirkan sebagai pancingan untuknya, dan untukku sendiri.

Apa Arti Pekerjaan Bagimu?
a. Jika pekerjaan adalah sebuah tempat di mana kau melakukan sesuatu sehingga lalu kau dibayar, maka.....
b. jika pekerjaan adalah tempat di mana kau akan menciptakan atau menghasilkan sesuatu lalu kau merasa bahagia karena telah melakukannya, maka....
c. jika pekerjaan adalah sebuah aksi dari motivasi-motivasi dan sebuah pembeda antara impian dan kenyataan, maka....

Kau ada di mana?  di posisi orang yang memilih a, b atau c...?



Minggu, 16 Maret 2014

Rembulan Tenggelam di Wajahmu

Setiap orang mempunyai jalan untuk kembali
Itulah yang dapat kuambil dari buku ini, Rembulan Tenggelam di Wajahmu
Setiap hal yang sudah terjadi dalam hidupmu sesungguhnya seperti puzzle yang tinggal dipasang-pasang, Suatu saat akan menjadi gambar utuh. Gambar utuh itulah tujuan penciptaan kita.

Sampai 26 tahun usiaku, setelah membaca buku itu kembali menegaskan, kenapa aku tidak perlu menyesal dahulu pernah melalui masa-masa remaja yang jahil. Karena dengan penyesalan atas kejahiliyahanku, aku mempunyai rasa syukur yang teramat karena Allah telah menyelamatkanku dari perbuatan yang jauh lebih jahil. Rasa syukur itu membawaku pada kesadaran bahwa aku ingin menggantinya. Mengganti perbuatan jahil itu dengan amal.

Kenapa aku tidak perlu menyesal atas kegagalanku dalam SPMB, ataupun ujian masuk universitasku lainnya yang sebenarnya tak pernah tidak memilih psikologi sebagai jurusan tujuanku. Karena memang aku tak ditakdirkan di sana. Allah menaruhku di tempat yang mana aku dapat beramal lebih, Fakultas Hukum.




Membaca buku ini seperti menonton sebuah film. Bahwa ini adalah potret kehidupan di luar sana yang mungkin belum pernah aku bersentuhan dengannya. Perumahan yang dibakar dengan sengaja, anak panti yang dianiaya oleh penjaganya sendiri, pencurian, pengamen, rumah singgah, bahkan hingga kisah anak jalanan yang kemudian menguasai bisnis bertaraf internasional. Ada pula hal-hal indah yang tak terbayang yang mungkin sebenarnya sangat dekat dengan hidup kita, bahwa semua hal - semua kejadian yang kita alami adalah takdir yang mempunyai hikmah, siklus sebab akibat. 

Setiap orang mempunyai jalan untuk kembali
Diar yang kembali karena Ray mengaku perbuatan yang tak dilakukannya demi menyelamatkan Diar
Penjaga Panti yang kembali karena Diar memintanya menyelamatkan nyawa Ray
Koh Chie yang kembali karena kematian anan menantunya
Plee yang kembali karena kematian partnernya ketika menyelamatkan Ray
Partner Plee yang kembali karena melihat Ibu Ray dan Ray yang masih batita
Dan Ray yang kembali karena Rinai, anak yang terlahir yatim piatu karena kecelakaan yang disebabkan oleh Ray...