Rabu, 12 Februari 2014

Belajar dari mbak Ernina, owner AmeeraHijab :)

1.apa kesibukan mbak Ernina selama ini...? 
terutama ketika muncul ide untuk merintis bisnis ameera hijab? Kesibukan saya selama ini adalah sebagai istri dan ibu dari seorang putrid tercinta. Saya dibantu menjaga bayi oleh babysitter ketika saya meninggalkan rumah karena kesibukan saya yang masih menyelesaikan studi di fakultas kedokteran Universitas Brawijaya (inyaAllah berakhir tahun 2014). Saat ini saya menjalankan praktek dokter muda di RSSA Malang. Selain itu saya mengurus bisnis pribadi, yaitu AmeeraHijab yang mulai saya rintis bulan November 2013 lalu. Bisnis ini bergerak dibidang online shop. Jadi, awalnya hanya berniat mengisi waktu luang ketika pekerjaan rumah dan tugas Rumah Sakit selesai. AmeeraHijab juga mejadi ajang meyalurkan bakat saya sebagai designer. Tiga bulan berjalan, Alhamdulillah bisnis ini berjalan lancar dan saya mengharapkan berkembang pesat dalam satu tahun ini. Ada prinsip yang saya pegang, bahwa tugas sebagai istri dan ibu itulah yang utama, disamping kewajiban menuntut ilmu sebagai mahasiswi juga saya utamakan. 

2 : tlg ceritakan gimana awal mula ide itu muncul (ameerahijab)... Bisnis AmeeraHijab bermula dari hilangnya Blackberry saya. Sedih rasanya karena di BB itu banyak foto-foto dan video si baby dari awal lahir sampai usia 5 bulan. Berkat nasehat dari suami agar mengikhlaskan, akhirnya dari sinilah bisnis ini mulai mencuat. Kejadian itu banyak mengandung hikmah karena Hp baru pemberian suami adalah modal awal mulainya bisnis AmeeraHijab.kok bias? Dari gaget Samsung ini saya mulai mengenal banyak tips online shop, utamanya lewat aplikasi “Instagram”. Saya melihat banyak pemuda yang masih menduduki bangku kuliah tapi bisa sukses dengan bisnis online nya. Saya juga melihat banyak referensi moleh hijab syar’i. Disana saya banyak mengenal dan Alhamdulillah menjalin tali silaturahim dengan banyak akwat yang menekuni bisnisnya (walaupun sampai saat ini belum pernah bertemu). Saya juga mengambil kesimpulan bahwa menarik muslimah yang belum berkhimar atau sudah berkhimar namun belum syar’i adalah mengenakan produk AmeeraHijab seperti yang saya produksi sampai saat ini. Produk AmeeraHijab cenderung berwarna dan banyak pilihan motif yang tidak pasaran Singkat cerita saya memberanikan diri serius menekuni bisnis hijab yang insyaAllah penuh berkah. Tujuan utama berbisnis ini adalah saya ingin mengajak muslimah lain yang belum berhijab syar’I segera berhijrah 

3 : dukungan suami gimana? Suami sangat mendukung AmeeraHijab. Awalnya saya menjual khimar hanya beberapa pcs, setelah dirasa cukup banyak khimar yang saya produksi, saya bercerita kepada suami. Alhamdulillah suami saya sangat mendukung, dimulai dari memberikan modal, membuatkan Logo AmeeraHijab (termasuk yang mencarikan nama), membuat publikasi-publikasi, membantu memfotokan produk Ameerahijab, bahkan ketika pesanan banyak suami saya bersedia malam-malam mengemas AmeeraHijab dan membantu mengirimkan ke jasa pengiriman. Sedikit cerita tentang modal, saya meminta modal ke suami waktu itu 4 juta, suami memberikan 4 juta kepada saya, yang mana uang tersebut jatah SPP saya untuk semester depan dengan syarat uang 4 juta itu sudah balik modal sebelum masa pembayaran SPP. Alhasil saya tertantang dan mempunyai target AmeeraHijab terjual sekian dan sekian tiap bulan, dan Alhamdulillah dalam waktu 1 bulan uang kembali utuh dan bahkan lebih dari yang saya bayangkan . Sejak bulan februari 2014 suami kerja di Jakarta, jadi saat ini beliau mendukung penuh dengan do’a dan financial dari jauh ^^ 

4: mba Ernina kan pastinya sibuk sbg dokter muda, gmn manajemen waktu antara melayani suami, ngurus anak, dokter muda sama ameerahijabnya? Saya mengandalkan prioritas dan kedisipinan. Disaat saya dirumah, saya fokus melayani suami dan anak. Bisnis AmeeraHijab saya fokuskan malam hari karena menunggu urusan rumah tangga selesai dan si baby sudah tidur lelap. Saya berprinsip “jangan bawa pekerjaan kantor (Tugas Rumah Sakit) kerumah”. Jadi, apapun itu tugasnya entah makalah, membuat rekam medis, belajar untuk ujian tiap Laboratorium saya kerjakan di Rumah Sakit. Prinsip itu mendidik saya agar fokus dan tidak ada alasan untuk menunda. Sesi Pemotretan AmeeraHijab pun saya pilih saat weekend, agar bias jalan-jalan sekaligus degan suami dn anak . Jika dibayangkan memang tidak ada hentinya pekerjaan ibu rumah tangga, namun kerjasama antara suami dan istri itu juga penting. Semisal saat saya memasak untuk akan malam atau mencuci piring, suamilah yang dengan sukarela menggendong dan mengajak mainan si baby . Ayat Al-Qur’an yang menjadi penyemangat saya adalah “Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain,” (QS Al-Insyirah:7). Capek, lelah, menguras banyak tenaga itu pasti, namun di surgalah tempat kita beristirahat. 

5 : apa harapan ke depan bagi muslimah lainnya? mengingat banyak muslimah belum jg selesai skripsi..hehehe, ga ga, maksudnya apa harapan untuk muslimah lainnya supaya produktif jg spt mb ernina? Setiap muslim atau muslimah pasti mempunyai peluang untuk produktif. Allah SWT sudah memberikan kita otak untuk berfikir mencari peluang dan memanfaatkan peluang tersebut. Kita sebagai muslim harus cerdas dan mengetahui bakat kita sendiri, sehingga bisa di maksimalkan dan bahkan bisa menghasilkan materi. Pemuda yang cerdas akan memanfaat waktunya dengan hal-hal yang bermanfaat, menyibukkan diri dengan hal-hal yang bermanfaat. Semua bermula dari niat dan pikiran yang positif. Jika sudah berniat dan bersungguh-sungguh ditambah lagi pikiran optimis (Allah sesuai pikiran hambaNya), insyaAllah usaha kita akan lancaaarrr dan barakaahh Eitss,,jangan lupa ibadahnya diperbaiki juga. Jika masih bolong-bolong ibadah wajibnya segera diperbaiki, Jika sudah mantap ibadah wajibnya ditambah yang sunnah-sunnah. Materi dan kekayaan yang kita dapatkan semata-mata dari Allah, jadi sudah menjadi keharusan kita sebagai hambaNya meminta kepada yang Maha Kaya dan terus berdoa padaNya agar terus bisa produktif dan bermanfaat untuk diri sendiri, keluarga lingkungan sekitar bahkan untuk umat. Aamiin Allahumma Aamiin.

Minggu, 02 Februari 2014

Tsurayya Muslimah Store



Sampai pada hari ini, Saya punya tiga proyek besar. Herbalife. Tsurayya Muslimah Store. One Week One Book.
Herbalife dan One Week One Book sudah di-soft launching. Kali ini giliran Tsurayya Muslimah Store.

Sejujurnya Saya tidak punya passion di bidang fashion. Saya tidak pintar berpenampilan. Asal warna dan corak serasi, lalu bahan kain juga nyaman dipakai, itu cukup buat Saya. Sama sekali tak mengikuti mode juga. 

Usaha bidang konveksi yang Ibu jalani selama ini – lah yang kemudian membuat proyek ini hadir dalam hidup Saya. Ibu, mengisi hari-hari tuanya, pada awalnya memproduksi Daster Khas Malangan. Alhamdulillah sudah sampai seri Z, masing-masing seri sebanyak 50 daster, jadi kalau dihitung-hitung, sudah memproduksi A-Z (26 x 50), berarti sebanyak 1300 daster yang laku terjual sepanjang hampir 6 tahun. Hanya saja, Ibu yang memang visi misi usahanya ‘hanya’ menyalurkan hobi, mengisi kesibukan dan memberdayakan orang – Beliau berjalan santai, nggak ‘ngoyo’.  Tahun 2010 Ibu membeli sebuah ruko di daerah Karangploso depan Ayam Goreng Pak Sholeh dan membuka Kurnias Collection yang kemudian tutup dan rukonya beralih menjadi markas  sablon-nya kakak ipar Saya.
Sembari terus memproduksi Daster Khas Malangan yang harganya relatif lebih murah daripada pesaing-pesaingna, Ibu juga memproduksi celana licra. Kalau yang ini sistemnya pre-order. Ibu Saya hobi olahraga tenis. Ibu suka menjahit sendiri celana berbahan licra yang pas dan nyaman di kakinya. Kalau buat Saya, celana itu Saya jadikan celana rangkapan di balik rok. Memang sangat nyaman dipakai, hangat dan tebal. Dari ‘getok tular’ (mulut ke mulut), mulai banyak teman-teman tenis Ibu yang minta dibuatkan juga. Akhirnya Ibu menerima pesanan jahitan celana licra. Alhamdulillah, tidak hanya komunitas tenis saja, tapi komunitas lain seperti senam, silat pun ikut memesan. Banyak jga yang memesan untuk digunakan pergi sehari-hari.

Dari menerima pesanan jahitan celana licra, lalu mulai merembet beberapa teman Ibu yang menjahitkan gamis, atasan, rok, jilbab, bahkan gaun pengantin. Meskipun sudah bisa menjahit apa saja tapi karena santai dalam menjalankan bisnisnya, Ibu hanya punya 1 penjahit (Jadi bukan Ibu sendiri ya yang menjahit, Ibu punya 1 pegawai, tapi Ibu Saya memang dulunya menerima jahitan waktu masih di Bandung). Ibu juga tidak pasang iklan atau strategi marketing yang lain, murni dari getok tular, bahkan Ibu sudah punya banyak pelanggan setia. 

Ibu tidak peduli. Ada beberapa teman Ibu yang berkomentar negatif tentang aktifitas Ibu, katanya sudah tua kok masih bisnis, sudah kaya kok masih cari uang.. Aah, mereka tidak tahu apa visi misi Ibu. Meski bukan sarjana, tapi Ibu Saya memiliki kualitas manusia melebihi dari Doktor sekali pun.
Menurut Saya, Ibu seorang yang multi talented. Dulunya Ibu seorang perawat di RS Katolik. Ibu pandai memasak, pernah sempat ingin buka catering tapi tidak jadi. Ibu pandai menjahit, dulu pernah buka jahitan ketika masih di Bandung. Ibu juga les salon ( apa nih, maksudnya buka salon). Selain itu, beliau sangat pandai masuk ke dunia anak-anak, story telling, puisi, dan jago berpidato. Ibu Saya bagus dalam merangkai kata-kata. Di wilayah perumahan Permata Jingga sini, Ibu termasuk yang ‘diajeni’. Hampir setiap acara, selalu Ibu yang ditunjuk menjadi MC. Hampir setiap masalah, Ibu menjadi rujukan untuk mencari solusi. Percaya diri, optimis, positive thinking. Itulah Ibu Saya. Alhamdulillah ya.... 

Kembali ke topik, meski ada beberapa temannya yang berkomentar negatif atas aktifitas Ibu Saya dalam usaha jahit menjahit itu, tapi Ibu cuek saja. Mereka tidak tahu, salah satu niat Ibu adalah memacu anak-anaknya untuk meneruskan dan mengembangkan usaha ini. Dan ternyata itu adalah Saya, hehe. Saya juga sempat menjualkan daster dan celana licra Ibu. Sempat juga menerima orderan seragam koas anak-anak FK. Tapi Saya pikir, kalau begini terus, nggak akan maju-maju. Kalau Ibu menjalankan bisnis ini dengan santai tanpa target – karena memang secara materi Ibu tidak terlalu butuh uang tambahan – kalau Saya kan tentu saja butuh. Masa depan masih panjang, kehidupan ini ingin Saya lalui dengan kecukupan. Saya akan membantu Suami menambah tabungan keluarga Saya dengan tanpa mendzalimi hak-hak Suami dan anak. Saya putuskan untuk mengambil peluang yang sebenarnya sudah terbuka lebar sejak beberapa tahun ini. Maka lahirlah Tsurayya Muslimah Store ini.
TMS tidak hanya berjalan secara online, tapi juga offline. TMS ini akan menggandeng rohis-rohis se-Malang yang membutuhkan bantuan dana. TMS bersedia menjadi donatur tetap dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku. Visinya adalah menyediakan semua kebutuhan muslimah agar SYAR’I dan MENGINSPIRASI.  Bismillah...


https://www.facebook.com/tsurayyamuslimahstore

sms/wa 085756820427
pin BB 29E07DEC

Sabtu, 01 Februari 2014

Ciptaan Allah Bernama IBU (2)

Masih cerita tentang melahirkan, ada yang lucu ketika Suami ikut masuk ruang operasi menemani Saya. Saat itu Saya sudah dibius lokal, keliahatanya perut Saya juga sudah mulai disobek, Saya menoleh ke kanan kiri, mana Suami Saya? Katanya Suami boeh menemani, kok belum kelihatan... Lalu sesaat kemudian dokter yang membius Saya di sebelah Saya berbicara pada orang yang ada di belakang Saya,
"Pak, istrinya dipegang, supaya dia tau kehadiran Bapak.."
Ealah.. ternyata dari tadi Suami Saya sudah di ruangan sejak tadi, tepatnya ada di belakang Saya, tapi ia tak memegang Saya, hanya menonton, ikut tegang katanya.
Lalu Suami pun memegang pundak Saya, Alhamdulillah cukup tenang, pun ketika dada Saya terasa sesak ketika bayi Fatih didorong ke bawah. Saya merintih mengucap asma Allah, suami Saya berkata, "Sabar Sayang, sabar Sayang, adek sebentar lagi keluar..."
Lalu terdengarlah suara bayi Fatih menangis.. Alhamdulillah... Legaaa sekali rasanya. Bayi Fatih lalu dibawa ke Saya, Saya disuruh menciumnya, Saya cium 2kali, ia terlihat begitu putih. lalu Suami Saya segera meng-adzan-inya.

Salah satu yang membuat sedih adalah makanan pertama yang masuk tubuh Fatih bukan ASIm karena saya secar, dan tidak menyiapkan ASIP, Fatih diberi susu formula. Kami belum tahu apa-apa waktu itu. Kalau saja kami tahu bahwa bisa saja kami meminta bayi kami tidak diberi formula, pasti akan kami lakukan.

24 jam pertama Saya belumbisa bertemu Fatih, ia ada di ruang bayi. Saya masih di ICU untuk pemulihan. Reaksi pasca  operasi adalah tubuh Saya menggigil dan gatal-gatal karena efek obat bius. Bekas operasi pun masih sangat nyeri jika Saya bergerak sedikit. Dan yang paling memalukan bagi Saya adalah, Saya belum mandi. Mungkn ini penampilan yang paling jelek dan berantakan. Tensi pasca operasi sempat naik, makanya Saya masih bermalam di ICU. keesokan harinya barulah kami pindah ke ruang inap.

Demi kenyamanan, tadinya kami memilih ruang Kelas 1, atau VIP, supaya Saya juga tidak harus selalu mengenakan jilbab jika tidak ada tamu. Tapi karena full, akhirnya kami memilih ruang kelas 2. Subhanallah, ternyata ruang kelas 2 lebih besar dan nyaman daripada ruang kelas 1 menurut Saya. Apalagi di ruangan itu Saya hanya sendirian, bed satunya kosong. Mertua bahkan bisa menggelar tikar dan ikut tidur di RS.

Fatih pun untuk pertama kalinya akan dibawa ke kamar Saya untuk disusui. Saya cukup canggung ketikapertamakali mengendongnya dan mencoba menyusuinya. Berbagai posisi Saya coba hingga akhirnya Alhamdulillah ASI pertama lancar ia teguk.

Saya dan suami ljuga langsung browsing mengenai komplikasi ini, pre eklamsi. Beberapa hal yang akhirnya kami ketahui tentang penyakit ini adalah:
1. gejalanya adalah tekanan darah tinggi, ada kebocoran protein di ginjal (nah ini Saya nggak nyaho), secara fisik biasanya kaki bengkak, berat badan naik banyak.
2. pre eklamsi dan eklamsia tidak boleh ditangani oleh bidan, harus dokter kandungan
3. pre eklamsi dam eklamsia bisa datang mendadak tanpa peringatan, dan belum berhasil diketahui secara pasti apa penyebabnya, tapi karena sekarang Saya di Herbalife, kurang lebih Saya bisa tahu penyebabnya adalah dari asupan makanan dan gaya hidup yang tak sehat :D
4. pre eklamsi memang biasanya diderita pada saat mengandung anak pertama, dan bayi tersebut adalah bayi laki-laki, dan ada resiko terkena pre eklamsi lagi di kehamilan yang kedua dan seterusnya.
5. ada yang bilang juga pre ekalmsi adalah karena perbedaan golongan darah antara Ibu dan bayinya, lalu darah sang Ibu 'kalah' sehingga darah bayi masuk ke tubuh Ibu, makanya disebut keracunan kehamilan..
6. dan seterusnya.... yang jelas tulisan Saya ini bukan artikel ilmiah ya..

Saya memang merasa pola makan Saya ketika hamil sangat kacau. Mentang-mentang hamil sehat, tidak mual muntah, Saya bisa makan apaa saja yang Saya suka. Saya baca artikel juga, telor sehat untuk Ibu hamil, maka hampir setiap hari Saya makan telor bahkan bisa sehari 2kali, karena Saya memang suka telor. Belum lagi telur mentah sebagai jamu dari mertua Saya. Lalu sepekan terakhir sebelum melahirkan, Saya terus menerus makan daging. Saat itu ada tamu dari keluarga mertua yang kemudian Saya masakkan rawon, karena sayang kalau tidak habis, maka rawon itu Saya habiskan sendiri. Berikutnya, Saya juga makan steak dan bakso. wih... wih...

masih bersambung....