Sabtu, 01 Februari 2014

Ciptaan Allah Bernama IBU (2)

Masih cerita tentang melahirkan, ada yang lucu ketika Suami ikut masuk ruang operasi menemani Saya. Saat itu Saya sudah dibius lokal, keliahatanya perut Saya juga sudah mulai disobek, Saya menoleh ke kanan kiri, mana Suami Saya? Katanya Suami boeh menemani, kok belum kelihatan... Lalu sesaat kemudian dokter yang membius Saya di sebelah Saya berbicara pada orang yang ada di belakang Saya,
"Pak, istrinya dipegang, supaya dia tau kehadiran Bapak.."
Ealah.. ternyata dari tadi Suami Saya sudah di ruangan sejak tadi, tepatnya ada di belakang Saya, tapi ia tak memegang Saya, hanya menonton, ikut tegang katanya.
Lalu Suami pun memegang pundak Saya, Alhamdulillah cukup tenang, pun ketika dada Saya terasa sesak ketika bayi Fatih didorong ke bawah. Saya merintih mengucap asma Allah, suami Saya berkata, "Sabar Sayang, sabar Sayang, adek sebentar lagi keluar..."
Lalu terdengarlah suara bayi Fatih menangis.. Alhamdulillah... Legaaa sekali rasanya. Bayi Fatih lalu dibawa ke Saya, Saya disuruh menciumnya, Saya cium 2kali, ia terlihat begitu putih. lalu Suami Saya segera meng-adzan-inya.

Salah satu yang membuat sedih adalah makanan pertama yang masuk tubuh Fatih bukan ASIm karena saya secar, dan tidak menyiapkan ASIP, Fatih diberi susu formula. Kami belum tahu apa-apa waktu itu. Kalau saja kami tahu bahwa bisa saja kami meminta bayi kami tidak diberi formula, pasti akan kami lakukan.

24 jam pertama Saya belumbisa bertemu Fatih, ia ada di ruang bayi. Saya masih di ICU untuk pemulihan. Reaksi pasca  operasi adalah tubuh Saya menggigil dan gatal-gatal karena efek obat bius. Bekas operasi pun masih sangat nyeri jika Saya bergerak sedikit. Dan yang paling memalukan bagi Saya adalah, Saya belum mandi. Mungkn ini penampilan yang paling jelek dan berantakan. Tensi pasca operasi sempat naik, makanya Saya masih bermalam di ICU. keesokan harinya barulah kami pindah ke ruang inap.

Demi kenyamanan, tadinya kami memilih ruang Kelas 1, atau VIP, supaya Saya juga tidak harus selalu mengenakan jilbab jika tidak ada tamu. Tapi karena full, akhirnya kami memilih ruang kelas 2. Subhanallah, ternyata ruang kelas 2 lebih besar dan nyaman daripada ruang kelas 1 menurut Saya. Apalagi di ruangan itu Saya hanya sendirian, bed satunya kosong. Mertua bahkan bisa menggelar tikar dan ikut tidur di RS.

Fatih pun untuk pertama kalinya akan dibawa ke kamar Saya untuk disusui. Saya cukup canggung ketikapertamakali mengendongnya dan mencoba menyusuinya. Berbagai posisi Saya coba hingga akhirnya Alhamdulillah ASI pertama lancar ia teguk.

Saya dan suami ljuga langsung browsing mengenai komplikasi ini, pre eklamsi. Beberapa hal yang akhirnya kami ketahui tentang penyakit ini adalah:
1. gejalanya adalah tekanan darah tinggi, ada kebocoran protein di ginjal (nah ini Saya nggak nyaho), secara fisik biasanya kaki bengkak, berat badan naik banyak.
2. pre eklamsi dan eklamsia tidak boleh ditangani oleh bidan, harus dokter kandungan
3. pre eklamsi dam eklamsia bisa datang mendadak tanpa peringatan, dan belum berhasil diketahui secara pasti apa penyebabnya, tapi karena sekarang Saya di Herbalife, kurang lebih Saya bisa tahu penyebabnya adalah dari asupan makanan dan gaya hidup yang tak sehat :D
4. pre eklamsi memang biasanya diderita pada saat mengandung anak pertama, dan bayi tersebut adalah bayi laki-laki, dan ada resiko terkena pre eklamsi lagi di kehamilan yang kedua dan seterusnya.
5. ada yang bilang juga pre ekalmsi adalah karena perbedaan golongan darah antara Ibu dan bayinya, lalu darah sang Ibu 'kalah' sehingga darah bayi masuk ke tubuh Ibu, makanya disebut keracunan kehamilan..
6. dan seterusnya.... yang jelas tulisan Saya ini bukan artikel ilmiah ya..

Saya memang merasa pola makan Saya ketika hamil sangat kacau. Mentang-mentang hamil sehat, tidak mual muntah, Saya bisa makan apaa saja yang Saya suka. Saya baca artikel juga, telor sehat untuk Ibu hamil, maka hampir setiap hari Saya makan telor bahkan bisa sehari 2kali, karena Saya memang suka telor. Belum lagi telur mentah sebagai jamu dari mertua Saya. Lalu sepekan terakhir sebelum melahirkan, Saya terus menerus makan daging. Saat itu ada tamu dari keluarga mertua yang kemudian Saya masakkan rawon, karena sayang kalau tidak habis, maka rawon itu Saya habiskan sendiri. Berikutnya, Saya juga makan steak dan bakso. wih... wih...

masih bersambung....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar