Minggu, 12 Januari 2014

It's My Life - Buku Pertama yang Mengubah Hidupku

Buku ini Saya beli ketika Saya masih kelas 1 SMA. Usia Saya masih 15 tahun, tentu saja selera2 buku Saya adalah buku-buku remaja, terutama novel remaja seperti Cintapuccino - Icha Rahmanti yang kemudian di-film-kan, Fairish - Esti Kinasih, dan Uki Labirin Cinta - Nora Umres. Hihi remaja banget ya.. sekarang novel-novel itu entah dimana karena pasca hijrah, nggak pernah lagi beli novel2 remaja yang khas dengan kisah cintanya.

Supernova - Dee juga Saya baca, karena waktu itu aktif di Jurnalistik yang harus bikin majalah sekolah dan mading, jadi ikut juga baca buku-buku yang menunjang. Parahnya, Saya juga sudah baca buku Jakarta Under Cover - Moammar Emka. Parah ya hihi. Buku itu direkomendasikan oleh sahabat Saya untuk dibaca, kalau nggak salah waktu itu Stetsa Magz mau bikin artikel tentang pendidikan seks bebas. Buku itu Saya habiskan dalam perjalanan Malang-Surabaya waktu kunjungan ekskul Jurnalistik ke Jawa Pos. Dan selepas baca buku itu, hehe, pusing. Gimana nggak pusing anak 16 tahun baca buku begituan. Waktu itu sudah kelas 2 SMA dan sudah berjilbab juga Alhamdulillah.

Di antara sekian buku-buku zaman masa lalu Saya, buku ini yang paling bagus. Buku ini termasuk yang berjasa membentuk Saya. Meski karangan luar, tapi sebagai remaja saat itu, Saya merasa benar-benar ter-aktualisasi-kan dengan mengisi beberapa pertanyaan di dalamnya.

Alangkah banyaknya remaja yang nggak tahu ke mana harus melangkah. Mereka bingung ketika mesti memilih jalan mana yang akan ditempuh untuk bisa sampai tujuan. Kebanyakan mereka cuma mengikuti arus saja, mengekor trend dan mode, kayak kerbau dicucuk hidung.

Itu pengantar penerbitnya. Bener ga? Bener banget ya, kayak saya dulu...

Nah, begitu masuk daftar isi, sudah menarik. Bagian pertama : Tentang Diriku. Bagian kedua : Keluargaku dan Teman-temanku. Bagian Ketiga: Perasaanku. Bagian keempat: Menentukan Nasibku Sendiri. Bagian kelima: Masa Depanku.

Melalui buku ini, kamu akan mendapat kesempatan untuk menentukan bagian mana dari masa kecilmu yang akan terus kamu bawa ke alam dewasa, dan bagian mana yang ingin kamu kunjungi lagi atau kamu lepaskan.

Itu bagian dari Pendahuluan yang sangat saya suka. Membaca itu, waktu itu saya tahu, bahwa bersikap dewasa itu pilihan kita. Apakah kita mau atau tidak melepaskan bagian dari masa kecil yang membuat kita terus bersikap kekanak-kanakan.

Beberapa hal yang Saya garis bawahi waktu itu adalah...

Bila aku berkata "aku", yang kumaksud adalah sesuatu yang betul-betul unik, dan tak bisa disamakan dengan yang lain.

Hubungan yang paling penting untuk diselesaikan lebih dulu adalah hubungan kita dengan diri sendiri. Perlakuan kita terhadap diri sendiri berpengaruh besar pada cara orang lain memperlakukan kita.

Perjalanan mengungkapkan jati diri adalah perjalanan yang paling mengasyikkan di dunia.
Kecantikan adalah pancaran yang berasal dari dalam diri kita. Kecantikan berasal dari jiwa kita. Cobalah beri diri kita kesempatan untuk melepaskan diri dari kegilaan akan penampilan yang sempurna!


Pada Bagian 1: Diriku halaman pertama, kita disuruh memajang foto kita yang menurut kita paling menarik di situ. Lembar berikutnya, ada beberapa pertanyaan yang harus diisi yakni... intinya disuruh narsis, hehe. "Apa yang kamu suka dari foto ini?", "Apa yang kamu pikirkan dari foto ini?", "Kenapa kamu tertarik dengan foto ini?", "Andai foto ini bisa ngomong, apa yang akan dikatakannya?", lalu pertanyaan "Adakah sesuatu dari foto ini yang ingin kamu ubah? Kalau ada, apa itu? Kalau nggak ada, kenapa?"

Dari bagian 1 ini, kita diajak untuk mengenal diri kita secara fisik, efeknya ya, nggak ke-pede-en kalau kita memang nggak cantik alias nyadar kalau kita pas-pas-an aja. Yang paling Saya suka adalah pertanyaan terakhir, yang kemudian mengetes rasa syukur kita atas fisik yang sudah Allah anugerahi. Pertama kali mengisi lembar itu, Saya menjawab bahwa Saya ingin mengubah warna kulit biar lebih terang, mata supaya nggak sipi-sipit banget kalau sedang ketawa, dan hidung yang mbok ya agak mancung sedikit, hehe. Nah, lucunya, begitu selesai menulis, Saya langsung menghapusnya. Karena merasa nggak pantas tidak menerima dengan syukur apa yang sudah Allah kasih berupa tubuh pendek, kulit sawo matang, hidung nggak mancung gini hehehe. Goal-nya, pada bagian ini memunculkan rasa syukur dan rasa percaya diri dengan fisik yang apa adanya begini :)

Masih bagian 1, setelah fisik adalah sifat dan karakter. Kita disuruh menulis beberapa kata yang identik dengan diri kita. Saat itu saya menulis manja, childish, cengeng, bosenan (termasuk bosen belajar di sekolah, hehehe), sensitif, moody, daan sebagainya. Hingga kemudian kita disuruh merangkainya dalam sebuah karangan...

Aku anak yang baik, menurut pada orang tua dan suka berbagi
Aku anak dari seorang Bapak yang menjunjung tinggi kejujuran
Aku anak dari seorang Ibu yang hebat! yang pemberani, kuat dan mandiri..
Aku anak bungsu yang kekanak-kanakan dan manja
Kadang aku pemalas, kadang aku bersemangat (malas kalau ketemu Matematika, Fisika, dsb berbau IPA, bersemangat kalau Bahasa Indonesia, Sejarah, Kesenian, Olahraga, hehehe ),
Aku tidak suka pelajaran Matematika dan Bahasa Inggris
Aku suka membaca dan menulis
Aku suka menari
Kadang aku suka memaksakan pendapat, banyak bicara
Aku sering mencemaskan pendapat orang lain tentang diriku
Aku sering merasa plin plan, mudah  terpengaruh, dan tidak punya pendirian
Aku suka iri pada sesuatu yang tak bisa kudapatkan
Aku bangga atas apa yang sudah kucapai dan kumiliki
Aku gampang bosan dan sensitif
Aku ramah, ceria dan sederhana
Aku suka meng-hiperbola sesuatu
Aku suka diperhatikan dan dipuji

Dari membuat karangan tentang diri, efeknya adalah mengoreksi diri sendiri, mana yang kemudian menghambat perkembangan diri ya harus diperbaiki. Alhamdulillah, terutama hal 'plin-plan, mudah terpengaruh dan nggak punya pendirian' segera terhapus dari diri Saya, terutama pasca berhijrah... Keluar dari ekskul dance, putus dari pacar dan berjilbab! Allahu Akbar!!



bersambung...




Tidak ada komentar:

Posting Komentar